">
Kamis, 25 Februari, 2021
No Result
View All Result
walimedia.com
Advertisement Banner
  • Home
  • SEPUTAR JABAR
  • BANDUNG RAYA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • EDUKASI
  • RAGAM
walimedia.com
No Result
View All Result

Gadget Bisa Mengganggu Jiwa Anak

Admin Admin
Kamis, 10 Oktober, 2019
in EDUKASI, SEPUTAR JABAR
0
Gadget Bisa Mengganggu Jiwa Anak
1
DIBAGIKAN
6
DILIHAT
Share on FacebookShare on Twitter

BANDUNG, walimedia.com – Gangguan jiwa saat ini tidak hanya menyerang orang dewasa hingga orang tua, melainkan anak-anak pun sekarang berpotensi tinggi masuk dalam kategori Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Potensi tersebut semakin besar dikarenakan pengaruh penggunaan gadget.

Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Jawa Barat, Elly Marliyani menuturkan, sekarang banyak anak-anak mendapat gadget, di mana awalnya pemberian dilakukan agar anak bisa bermain tanpa mengganggu kegiatan orang tua. Sayangnya, penggunaan tersebut justru membuat anak menjadi kecanduan.

“Kalau (gadget) dipakai berlebihan dan menjadi ketergantungan bisa mengganggu jiwa anak tersebut,” ujar Elly kegiatan Japri (Jabar Punya Informasi di Gedung Sate Bandung, Kamis (10/0/10/2019).

Elly memaparkan, selama ini ODGJ biasanya menyerang remaja dengan usia mulai 15 tahun ke atas. Namun, dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat seperti saat ini banyak anak-anak dimasukkan ke rumah sakit jiwa (RSJ).

Di RSJ Jawa Barat sendiri, pihaknya telah banyak menerima anak-anak yang sengaja dititipkan orang tuanya untuk direhabilitasi dan diberikan penanganan lebih lanjut. Anak-anak tersebut, kata dia, ada yang berusia lima, hingga delapan tahun.

Selain itu, penggunaan zat adiktif di kalangan remaja juga mendongkrak jumlah gangguan jiwa secara tajam. Pasalnya, zat tersebut bisa membuat seseorang memiliki keinginan terus menggunakannya, meskipun tidak baik bagi tubuh.

“Ada juga remaja yang kecanduan karena zat adiktif, kecanduan alkohol, dan juga merokok yang menjadi gerbang dalam penggunaan napza lainnya,” papar Elly.

Sementara itu, Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Jabar, Arief Sutedjo mengatakan, anak-anak juga memiliki potensi tinggi menjadi sakit jiwa karena kondisi sosial yang berkembang di masyarakat. Untuk mengurangi dampak tersebut, orang tua dan guru memiliki peran penting membangun sikap anak.

“Misalnya guru BP (bimbingan sosial) harus bisa mengajarkan anak agar menghindari hal negatif yang bisa ada di sekolah. Mereka juga harus diajarkan bisa bergaul dengan lingkungan yang baik,” tutur Arief.

Di sisi lain, Staf Khusus Gubernur Bidang Kesehatan Siska Gerfianti mengatakan, pada 2030 persoalan kesehatan yang paling banyak menghantui masyarakat adalah penyakit tidak menular. Salah satu yang dikhawatirkan, kata dia, adalah meningkatnya penyakit depresi.

Persoalan depresi tersebut timbul karena tekanan sosial di berbagai hal, hingga penyebaran berita bohong (hoaks). Sebab, banyak dari masyarakat yang kerap mengalami stres ketika mendengar sebuah kabar yang terjadi, di mana informasi tersebut belum tentu benar.

“Dengan penyebaran hoaks depresi bisa meningkat. Maka kita harus cegar bersama (penyebaran hoaks),” katanya.(yon)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)

Terkait

Beita Sebelumnya

PWI Peduli Kab. Bandung Salurkan Air Bersih Bagi Warga

Beita Selanjutnya

Pemprov Harus Beri Pendampingan Warga Terdampak Konflik Wamena

Beita Selanjutnya
Banyak Tantangan Untuk Wujudkan Jabar Sebagai Provinsi Pariwisata

Pemprov Harus Beri Pendampingan Warga Terdampak Konflik Wamena

Pengurus PWI Pusat Temui Sekjen Kominfo Untuk Bahas HPN 2020

Pengurus PWI Pusat Temui Sekjen Kominfo Untuk Bahas HPN 2020

PWI Dan Ditjen Imigrasi Akan Gelar Safari Jurnalistik

PWI Dan Ditjen Imigrasi Akan Gelar Safari Jurnalistik

Discussion about this post

Popular Post

  • Soal Moratorium Swalayan, Azis: Ibarat Aturan Tanpa Taji

    Soal Moratorium Swalayan, Azis: Ibarat Aturan Tanpa Taji

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Pemkot Bandung Terima Bantuan Alat Pembunuh Virus

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Covid Membuat Bisnis Percetakan Dirundung Duka

    18 shares
    Share 7 Tweet 5
  • Jajang (33), Penjual Cuanki Bersuara Merdu

    15 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Menengok Putusan Pinangki Lewat Hukum Progresif

    21 shares
    Share 8 Tweet 5
  • REDAKSI
  • DISCLAIMER
  • PEDOMAN MEDIA SIBER

© 2020 walimedia.com

No Result
View All Result
  • Home
  • SEPUTAR JABAR
  • BANDUNG RAYA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • EDUKASI
  • RAGAM

© 2020 walimedia.com