BANDUNG I WALIMEDIA – Setelah beberapa pedagang diwawancarai Walimedia.com tempo hari, Kini giliran Walimedia.com ngalongok bisnis percetakan di Bandung.
Ternyata, seperti halnya pedagang makanan, lingkup bisnis percetakanpun tak luput “dihajar” pandemi covid-19. Omzet mereka rata-rata turun drastis diantara kisaran 50-60 persen.
Kondisi ini tak pelak membuat mereka kian mengetatkan ikat pinggang, salah satunya adalah dengan pengurangan pegawai – satu hal yang sangat tidak diinginkan.
“Pedagang makanan saja yang bersifat primer sudah colaps, apalagi kami di bisnis percetakan yang sifatnya sekunder. Belum lagi harga bahan baku seperti kertas dan tinta yang naik. Pandemi covid benar-benar membuat kami kelimpungan,” ujar Drs. Andrian Suwardi yang akrab dipanggil Andri, seorang pebisnis percetakan di Gg. Tresnaasih, seputaran Jl. Pagarsih Bandung
Sebelum covid Andri bisa mencetak 200 ribu buku yasin. Namun setelah badai covid datang orderan hanya datang sekitar 20 ribu saja.
“Benar-benar anjlok. Padahal kalau melihat pangsa pasar percetakan buku yasin sangat potensial. Penjualan surat yasin se-Jabar bisa mencapai 20 s/d 30 juta buku. Sekarang hanya sanggup mencetak 3 s/d 5 juta buku saja,” ujar alumnus UPI Bandung jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) seangkatan dengan mantan penjaga gawang Persib, Sobur ini.
Andri yang juga seorang offroader dan bergabung dengan Group Offroader Ngaprak 26 dulu sempat jadi PNS di Dikbud. Setelah di Dikbud Andri kemudian berkantor di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Tahun 1991 Andri keluar sebagai PNS. Dan perjalanan hidupnya kemudian membawanya ke dunia percetakan ditahun 1992 yang dimulainya dengan menyablon, setting, membuat brosur dan kop surat.
Meski Indonesia belum terbebas dari pandemi covid-19 ditambah omzet anjlok dan pengurangan pegawai, Andri akan tetap bertahan mencetak buku yasin.
“Ini mungkin lahan hidup terakhir saya. Saya akan tetap bertahan dibisnis mencetak buku yasin. Saya selalu berdoa semoga pandemi covid segera berakhir agar kehidupan kembali normal, utamanya normal dari segi bisnis, bisnis apapun itu supaya harkat dan martabat masyarakat Indonesia kembali terangkat,” ujar Andri yang kini nyambi bisnis kopi bubuk Cupunagara. (esa)
Discussion about this post