">
Kamis, 25 Februari, 2021
No Result
View All Result
walimedia.com
Advertisement Banner
  • Home
  • SEPUTAR JABAR
  • BANDUNG RAYA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • EDUKASI
  • RAGAM
walimedia.com
No Result
View All Result

DPRD Kota Tasik Sambut Baik SKB 3 Menteri

Admin Admin
Rabu, 17 Februari, 2021
in SEPUTAR JABAR
0
DPRD Kota Tasik Sambut Baik SKB 3 Menteri

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi Sakan. (alvian/walimedia.com)

3
DIBAGIKAN
17
DILIHAT
Share on FacebookShare on Twitter

TASIKMALAYA | WALIMEDIA – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi Sakan menanggapi positif hadirnya Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri. Menurutnya hal itu sudah sangat bagus, namun Dia memberikan catatan.

“Prinsipnya SKB tiga Menteri sudah sangat bagus, Hanya memang ada beberapa point sebenarnya yang perlu direvisi.Saya secara pribadi sepakat dengan statment MUI yang seharusnya terkait hal pakaian keagaaman, ” ungkap Ahmad kepada WALIMEDIA di kantor DPRD Kota Tasikmalaya. Rabu (17/2/2021).

Ahmad menuturkan terkait aturan seragam sekolah seharusnya diberikan kewenangan kepada pemerintah daerah yang lebih paham dan tahu daerahnya masing-masing sehingga tidak ada unsur paksaan.

“Makanya pembahasan untuk mengatur itu diberikan kepada pemerintah daerah, biar nanti pemda dengan unsur disdik dan unsur sekolah membicarakan hal itu sehingga disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada di daerahnya masing-masing,”

Dia menjelaskan hadirnya SKB tiga Menteri ini respon dari berita terkait sekolah yang memaksakan salah satu murid yang non muslim untuk memakai jilbab di daerah Padang.

“Menurut saya ini sudah pas SKB 3 Menteri ini, memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk memakai atribut. Pertama, pemaksaan itu terjadi karena dianggap sekolah yang lebih berasaskan keislaman, sehingga yang Non muslimnya dipaksa untuk memakai jilbab, ” tuturnya

Kedua, lanjut Ahmad bahwa Indonesia ini multi, artinya dari Sabang-Merauke rata-rata daerah ada yang minoritas maupun mayoritas dalam urusan keagaaman. Sehingga tepat kalau di wilayah Jawa yang mayoritas muslim terbiasa dengan jilbab.

“Tapi wilayah Indonesia Timur yang minoritas itu tidak bisa dipaksakan. Artinya sekalipun persoalan ke khasan pakaian keagaaman ini tidak bisa dipaksakan personality siswa,” pungkasnya.

Reporter : Alvian

Editor : Esa

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)

Terkait

Tags: dprdemnteritasik
Beita Sebelumnya

Menlu AS Janji Kuatkan Hubungan Bilateral dengan Indonesia

Beita Selanjutnya

Ema: PSBM Itu 'Bottom Up'

Beita Selanjutnya
Ema: PSBM Itu ‘Bottom Up’

Ema: PSBM Itu 'Bottom Up'

Tingkatkan SDM, Pemkot Bandung Gandeng Pusdikmin Polri

Tingkatkan SDM, Pemkot Bandung Gandeng Pusdikmin Polri

XTC Diminta Transformasi dan Kolaborasi dalam Program Pembangunan

XTC Diminta Transformasi dan Kolaborasi dalam Program Pembangunan

Discussion about this post

Popular Post

  • Soal Moratorium Swalayan, Azis: Ibarat Aturan Tanpa Taji

    Soal Moratorium Swalayan, Azis: Ibarat Aturan Tanpa Taji

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Pemkot Bandung Terima Bantuan Alat Pembunuh Virus

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Covid Membuat Bisnis Percetakan Dirundung Duka

    18 shares
    Share 7 Tweet 5
  • Jajang (33), Penjual Cuanki Bersuara Merdu

    15 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Menengok Putusan Pinangki Lewat Hukum Progresif

    21 shares
    Share 8 Tweet 5
  • REDAKSI
  • DISCLAIMER
  • PEDOMAN MEDIA SIBER

© 2020 walimedia.com

No Result
View All Result
  • Home
  • SEPUTAR JABAR
  • BANDUNG RAYA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • EDUKASI
  • RAGAM

© 2020 walimedia.com