">
Kamis, 22 April, 2021
No Result
View All Result
walimedia.com
Advertisement Banner
  • Home
  • SEPUTAR JABAR
  • BANDUNG RAYA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • EDUKASI
  • RAGAM
walimedia.com
No Result
View All Result

Ini Penyebab Angka Stunting Meningkat

Admin Admin
Kamis, 25 Februari, 2021
in SEPUTAR JABAR
0
Ini Penyebab Angka Stunting Meningkat

Ketua TP-PKK Kota Bandung, Siti Muntamah. (hms/walimedia.com)

3
DIBAGIKAN
20
DILIHAT
Share on FacebookShare on Twitter

BANDUNG | WALIMEDIA – Anggota DPRD Jawa Barat, Siti Muntamah mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan angka stunting kian hari kian meningkat. Apalagi di masa pandemi Covid-19.

Bahkan, Indonesia menjadi penyumbang manusia pendek terbesar di dunia, yakni menduduki urutan ke-4 bahkan naik menjadi urutan ke-3.

BACAJUGA

Komisi II DPRD Jabar: Harga Daging Sapi, Ayam, dan Telur Stabil

Komisi II DPRD Jabar: Harga Daging Sapi, Ayam, dan Telur Stabil

Selasa, 20 April, 2021
Ineu Purwadewi: Program Rutilahu 2021 Mulai Berjalan

Ineu Purwadewi: Jabar Sudah Siapkan 5 Calon Daerah Persiapan Otonomi Baru

Selasa, 20 April, 2021

“Pertama pola asuh, literasi gizi, faktor ekonomi karena daya beli rendah dan terbatas, dan ketahanan pangan kurang,” terangnya, Rabu (24/2/2021).

Perlu diketahui, angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Oleh karenanya, diperlukan peran serta dari semua pihak untuk menuntaskan permasalahan gizi dan pencegahan stunting pada anak.

Menurut hasil riset Studi Status Gizi Balita di Indonesia (SSGBI) Kementerian Kesehatan yang dilakukan pada 2019, terdapat 5 juta bayi yang lahir di Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 27,6 persen di antaranya dalam kondisi stunting. Angka itu masih jauh dari standard WHO yang seharusnya di bawah 20 persen.

Sedangkan di Kota Bandung, berdasarkan data yang dihimpun TP-PKK Kota Bandung, sebanyak 8.434 anak dalam kondisi stunting dan di tahun 2020 hasil pengukuran di masa pandemi mengalami kenaikan sebesar 2,39 persen.

“Tertinggi Babakan Ciparay dan Kiaracondong, kawasan yang padat-padat masih tertinggi,” jelasnya.

Menurut Siti, untuk pola, masyarakat saat ini lebih senang mengonsumsi junk food atau makanan-makanan yang serba instan. Sehingga mereka mengesampingkan makanan dasar.

“Padahal yang namanya makanan dasar itu sangat penting untuk pertumbuhan anak. Sekarang ini kita maunya yang instan dan dimudahkan oleh teknologi,” tuturnya.

Untuk itu, melalui program Bandung Tanginas (Tanggap Stunting Dengan Pangan Aman dan Sehat) yang digagasnya, TP-PKK Kota Bandung terus menyosialisasikan isi piringku, yaitu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang Aman).

“Bukan hanya mengedukasi tetapi merubah budaya, bahwa makanan pertama di pagi hari itu adalah makanan yang bergizi yaitu mewakili isi piringku 50 persennya buah dan sayur, protein dan 11 persen saja karbohidratnya,” ungkapnya.

Selanjutnya yaitu literasi gizi masyarakat yang rendah menjadi faktor penyebab angka stunting terus bertambah.

“Kemudian faktor ekonomi, dengan adanya pandemi Covid-19 yang paling terasa itu dampak ekonomi. Daya beli masyarakat menjadi kurang,” imbuhnya.

Dengan demikian, Pemerintah Kota Bandung terus fokus dalam menekan angka stunting.

Berbagai upaya telah dilakukan, di antaranya yaitu melalui program Ojek Makanan Balita (Omaba), Bekal Anak Sekolah Bergizi, enak dan Murah (Beas Bereum), Remaja Bandung Unggul Tanpa Anemia (Rembulan) dan Studi Intensif Gizi Untuk Remaja Indonesia Hebat (Sigurih).

“Tapi ada yang menarik, di Kota Bandung ini lahir sebuah program yang sangat cerdas yaitu menghadirkan ketahanan pangan berbasis keluarga bernama Buruan SAE,” terangnya.

“Minimal dalam jangka panjang, kebutuhan sayur dan kebutuhan protein bisa di selang-seling,” imbuhnya.

Melalui program Bandung Tanginas juga, kata Siti, pihaknya memberikan berbagai upaya penanganan agar Kota Bandung bisa zero stunting.

Mulai dari jangka pendek yaitu memberikan makanan secara langsung kepada keluarga penderita stunting.

Kemudian untuk jangka panjang, yaitu dengan memberikan edukasi ketahanan pangan berbasis halaman atau ruang-ruang terbuka milik kelurahan.

“Kita memberikan pelatihan kepada keluarga-keluarga stunting supaya memiliki skill. Dengan skill itu supaya mereka mampu menghadirkan pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasarnya,” terangnya. (tan/bud)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
Tags: penyebabstunting
Beita Selanjutnya
Kader Diminta Kampanyekan 5M

Kader Diminta Kampanyekan 5M

201 PPPK Pemkot Bandung Dilantik

201 PPPK Pemkot Bandung Dilantik

Di Cidadap, Ada Piring Bicara …

Di Cidadap, Ada Piring Bicara ...

Discussion about this post

Popular Post

  • Sepak Bola Membawa Ricky Terjuni Bisnis Sportwear

    Sepak Bola Membawa Ricky Terjuni Bisnis Sportwear

    22 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Kapolri Terima Pengaduan Langsung Masyarakat Lewat WA

    15 shares
    Share 6 Tweet 4
  • MyFundAction Indonesia dan Matahari Kecil Berbagi Iftar

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ramadan dan Harapan Kita

    11 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Komisi II DPRD Jabar: Harga Daging Sapi, Ayam, dan Telur Stabil

    9 shares
    Share 4 Tweet 2
  • REDAKSI
  • DISCLAIMER
  • PEDOMAN MEDIA SIBER

© 2020 walimedia.com

No Result
View All Result
  • Home
  • SEPUTAR JABAR
  • BANDUNG RAYA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • EDUKASI
  • RAGAM

© 2020 walimedia.com